× BerandaDaerahNasionalPolitikHukum kriminalInvestigasiSosial & Bisnis

Keluarga Almarhum Bripda M Faturahman Harap Pelaku Di Beri Sanksi Seberat Beratnya

Rekonstruksi adegan kematian Bripda M Faturahman /foto istimewa Rekonstruksi adegan kematian Bripda M Faturahman /foto istimewa
 
KENDARI - TEROPONGSULTRA - Berdasarkan hasil rekonstruksi terkait kematian Bripda M. Faturahman, keluarga korban melalui Asdin Surya selaku kuasa hukum meyimpulkan, bahwa tragedi naas yang dialami almarhum telah direncanakan oleh pelaku. Olehnya itu, keluarga korban meminta agar pelaku penganiayaan yang berujung maut itu diberi sanksi seberat-beratnya.
 
Selaku kuasa hukum, Asdin menegaskan, pihak penyidik hendaknya memberikan pasal yang memberatkan. Selain itu, tindakan pelaku sudah menciderai institusi kepolisian, sehingga keduanya sudah tak pantas lagi menyandang status anggota Polri, dan harus dipecat dengan tidak hormat.
 
"Iya, tadi kami menghadiri undangan dari pihak kepolisian untuk adegan rekonstruksi kematian almarhum. Dan kami tiba di Mapolda Sultra sekitar pukul 10.00 Wita, sehingga hanya sempat melihat adegan ke 13 dari 23 adegan. Pada prnsipnya, setelah melihat rekonstruksi tadi, kami menyimpulkan bahwa meninggalnya korban akibat dianiaya para pelaku," beber Asdin kepada awak media saat dikonfirmasi di salah satu Warkop, Rabu 19 September 2018.
 
Lebih lanjut, dia menjelaskan, pada adegan ke 13 tersebut, pelaku Sulfikar mengatakan "Hanya satu yang terbaik" dan memukul korban pada bagian ulu hatinya. Kemudian, dia (Sulfikar) meminta pertolongan kepada rekan-rekannya dengan mengatakan "Tidak ada yang mau membantu saya?".
 
Lalu, lanjut Asdin, kalimat permintaan pelaku Sulfikar disambut oleh pelaku Fislan seraya mengucapkan "Siap Bang. Diwaktu bersamaan, Fislan menghampiri korban dan melayangkan pukulan pada bagian ulu hati menggunakan dua tangan yang dikepal.
 
Asdin menambahkan, berdasarkan hasil komunikasi dengan salah seorang penyidik, motif kematian pelaku diduga cemburu dan dendam. Sehingga dirinya menyimpulkan, bahwa pelaku memang merencanakan untuk melakukan penganiayaan secara bersama. 
 
"Karena kami tidak mengikuti rekonstruksinya dari adegan pertama, makanya kami tidak tahu secara pasti bagaimana awal mula terjadinya kasus ini. Hanya saja, berdasarkan pemberitaan dari sejumlah media, konon korban pernah makan bersama istri atau pacarnya kah, kurang jelas juga, bersama rekan-rekannya," tambahnya.(IC) 
loading...