× BerandaDaerahNasionalPolitikHukum kriminalInvestigasiSosial & Bisnis

Sagu, Berevolusi dari Bahan Pangan Marginal Jadi Bahan pangan mulitigizi kelas Premium

Dokumentasi: Wikipedia.org Dokumentasi: Wikipedia.org

Kendari, TeropongSultra-Bahan pangan multigizi Sagu kini tidak lagi menjadi makanan kelas marginal. Sagu kini telah memiliki nilai jual yang patut diperhitungkan di pasar ritel modern. 

"Jadi, selain kandungan gizi yang tidak kalah dengan produk pangan lainnya, olahan pangan ini kami kemas lebih mentereng dengan menelurkan merk dagang "saguku" dengan produk unggulan biskuit sagu, chip sagu, semuanya bebas glutten, bebas pengawet, sterilisasi dan kualitas produknya juga lebih terjamin, jadi bahan makanan ini tidak lagi termarginalkan, sekarang kelasnya premium," jelas Reza Ramadhan, National Consultant Food and Agriculture Organization (FAO) Indonesia saat ditemui awak media usai agenda gathering di Kota Kendari, Sultra, Jumat (8/12/2017).

Kota Kendari, Kabupaten Konawe dan Konawe Selatan, menurut Reza, terpilih sebagai sentra pengembangan produksi dengan pertimbangan sumberdaya dan letak greografisnya yang strategis untuk pengelolaan bahan pangan multigizi ini.

"Untuk menelurkan merk dagang yang potensial dari sisi pemasaran dan kualitas bahannya, kami pilih 3 daerah itu dengan pertimbangan jarak, dan potensi alam yang mendukung. Sebelum memutuskan untuk memilih 3 wilayah ini, kami telah melakukan pemetaan di beberapa lokasi di Indonesia. dan 3 wilayah ini secara histori juga memang sudah mengembangkan bahan pangan ini sejak dulu," urainya.

FAO sendiri, diketahui menginisiasi programnya sejak Tahun 2014. Tahun 2015, FAO mulai menjalankan program di beberapa Negara, termasuk di Indonesia.

Organisasi pangan dunia yang berada dalam naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini kemudian menggandeng Pemerintah setempat, termasuk pihak Universitas Haluoleo, Dinas ketahanan pangan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sultra yang tergabung dalam kelompok usaha sagu meambo food. Project FAO di Sultra, berakhir pada 18 Desember mendatang.

 

Laporan: Dika

Editor: Alifiandra

 

loading...