× BerandaDaerahNasionalPolitikHukum kriminalInvestigasiSosial & Bisnis

Berbekal 2 Pucuk Surat, Priscillia Tinggalkan Milan Demi Mencari Ibu Kandungnya

Foto istimewa Foto istimewa

 

JAKARTA, TEROPONGSULTRA – ‘Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia’.

Walau penggalan lagu berjudul Kasih Ibu itu tidak pernah dirasakan lantaran sudah ditinggal sang ibunda sejak lahir, Priscillia Margaretha, Warga Negara Asing (WNA) asal Milan, Italia kini pulang ke Indonesia. Dirinya hendak mencari keberadaan sang ibu yang tidak pernah dilihat dan ditemuinya selama 38 tahun.

Kini, Priscillia telah dewasa, bersama suami dan seorang anaknya, perempuan berparas cantik itu tiba di Jakarta untuk mencari ibu kandungnya. Berbekal dua pucuk surat, yakni Surat Tanda Kelahiran dan Surat Adopsi atas dirinya, Priscillia tiba di Kantor Dinas Sosial DKI Jakarta, Jalan Gunung Sahari Raya, Senen, Jakarta Pusat pada Jumat (22/17/2017).

“Saya masih mencari Yayasan Mulia Cabang Jakarta untuk mengetahui keberadaan ibu saya. Mungkin mereka punya informasi tentang ibu,” ujar Priscillia kepada Dahrul, Kepala Seksi Pemberdayaan Tenaga dan Lembaga Kesejahteraan Sosial, Dinas Sosial DKI Jakarta di Kantor Dinas Sosial DKI Jakarta pada Jumat (22/12/2017)

Dalam kesempatan tersebut, Priscillia mengaku sangat ingin bertemu dengan ibu kandung yang tidak pernah dikenalnya sejak kecil. Dirinya pun telah mencoba mencari tahu keberadaan sang ibunda berdasarkan surat yang dibawanya.

Berdasarkan Surat Tanda Kelahiran, informasi hanya menyebutkan jika dirinya lahir dibantu oleh Bidan Budi Wahyuni yang beralamat Jalan Kebon Kacang Gang 31/1, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Jumat 12 Oktober 1979 pukul 23.45 WIB silam.

Sang ibu yang diketahui bernama Inah itu diketahui melahirkannya di usia yang sangat muda, yakni 19 tahun, tanpa didampingi oleh suami. Karena tidak sanggup untuk mengasuh, Inah yang diketahui bekerja sebagai buruh harian di Jalan Ciasem Nomor 18, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan itu kemudian menyerahkan dirinya kepada bidan bernama Budi Wahyuni yangmembantu persalinannya.

“Waktu itu Ibu menyerahkan saya kepada bidan karena merasa tidak mampu merawat dan membesarkan saya,” ungkapnya.

Nasib pun bergulir, sang ibunda yang tidak kunjung kembali mendorong bidan Budi Wahyuni untuk menyerahkan Priscilla kecil kepada Yayasan Mulia Cabang Jakarta pada Tanggal 20 Oktober 1979. Dirinya pun kemudian diasuh dan dibesarkan oleh orangtua angkatnya, WNA asal Belanda bernama Jaap Vermeij dan Maud Vermeij Van Ossenbruggen.

Namun, tiga dekade berselang, Yayasan yang diketahui beralamat di Jalan Haji Agus Salim Nomor 57, Gambir, Jakarta Pusat itu kini sudah menghilang. “Tidak ada satu pun pihak yang bisa memberikan keterangan terkait Yayasan Mulia. Saya berharap bisa segera bertemu dengan ibu saya,” kata Priscillia berharap.

Dahrul menyebutkan, bagi siapa pun yang mengetahui Yayasan Mulia Cabang Jakarta ataupun mengenal Bidan Budi Wahyuni dapat menghubungi pihaknya. Sebab, sekecil apapun informasi yang diberikan dapat membantu Priscillia menemukannya ibu kandungnya. “Kami harap lewat pesan ini bisa diketahui ibu kandungnya,” tutupnya.

 

TIM JOIN

loading...