Ini Penjelasan Dokter Soal PCC Yang Menewaskan Siswa SD di Kendari
KENDARI, TEROPONGSULTRA.ID - Seorang siswa SD di Kota Kendari, MK (11) harus meregang nyawa di Rumah Sakit Bhayangkara pada Selasa, 12 September 2017, setelah mengkonsumsi Parachetamol Coffeein Corisoprodol atau PCC.
MK tak terselamatkan setelah sebelumnya sempat menjalani perawatan medis dirumah sakit tersebut. Selain MK, ada puluhan remaja lainnya yang hilang kesadaran dan kejang-kejang setelah mengkonsumsi PCC, beruntung obat itu tidak sampai merenggut nyawa lebih banyak lagi.
Penyebab tewasnya MK setelah mengkonsumsi PCC bisa dijelaskan secara medis. Kepala Dinas Kesehatan, Provinsi Sultra, Dr Asrun Tombili menjelaskan, obat PCC merupakan obat G yang penggunaanya harus dengan pengawasan dan resep dokter.
Dosis yang diberikan juga harus sesuai dengan resep dokter. Jika obat tersebut dikonsumsi secara berlebihan maka obat akan menyerang otak.
"(Yang menyebabkan kematian MK) Itu bisa saja karena dosisnya terlalu tinggi, kemudian daya tahan tubuhnya sangat lemah. Sehingga salah satu organ fital seperti jantung dan otak berhenti, nah kalau sudah begitu sangat fatal," jelas Asrum Tombili kepada Wartawan.
Kata dia, PCC tidak berbahaya jika dosis yang diberikan sesuai resep dokter.
"Kalau dikonsusmsi dengan dosis normal dan dengan pengawasan dokter, efeknya bagus, kita bisa lebih tenang, otot bisa menjadi lemas, nyari juga bisa hilang," katanya.
"Tapi kalau dikonsumsi 4 butir satu kali, reaksinya memang begitu, kejang-kejang dan hilang kesadaran,"
Lebih lanjut dia menjelaskan,obat ini menyerang otak atau sistem syaraf. Prilaku seperti kejang, berhalusinasi, melukai diri sendiri itu karena otaknya sudah tidak berfungsi dengan baik karena sudah diserang obat tadi.
Laporan : WAA
Tags :